RADARMAJALENGKA.COM-Para arkeolog di Peru Utara telah menemukan sebuah makam berusia 3.000 tahun yang berisi sisa-sisa "pendeta" yang dimakamkan dengan penggambaran seekor jaguar di dekat kota Cajamarca, Sabtu (26/8/2023) lalu.
Makam tersebut ditemukan di Kompleks Arkeologi Pacopampa, yang berisi beberapa pemakaman kuno yang telah digali oleh para arkeolog dari Peru dan Jepang sejak tahun 2005.
Dijuluki "Pendeta Pacopampa," mengacu pada zona arkeologi dataran tinggi tempat makam tersebut ditemukan, pendeta tersebut diperkirakan dimakamkan sekitar tahun 1200 SM, ungkap Kementerian Kebudayaan Peru dalam sebuah pernyataan yang telah diterjemahkan.
Jenazahnya dikuburkan di bawah enam lapis abu yang bercampur dengan tanah hitam, dengan mangkuk keramik yang dihiasi dan segel yang mengindikasikan cat tubuh ritual kuno yang digunakan untuk orang-orang elit.
"Cinnabar diyakini berasal dari dataran tinggi Andes tengah, dan kami percaya bahwa hanya kaum elit yang dapat memperoleh atau menggunakannya melalui perdagangan jarak jauh," ujar Yuji Seki, seorang arkeolog dari Museum Nasional Etnologi Jepang dan salah satu direktur tim arkeologi.
Dua segel juga ditemukan di sepanjang tepi atas makam, satu dengan wajah antropomorfik yang menghadap ke timur dan satu lagi dengan desain jaguar yang menghadap ke barat.
Yuji Seki juga mengatakan bahwa ukuran makam yang besar, berdiameter hampir dua meter dan kedalaman satu meter, terlihat "sangat aneh", begitu juga dengan posisi jenazah yang berbaring telungkup dengan setengah badan terulur dan kaki disilangkan.
Mayat tersebut juga ditemukan dengan tulang yang dibentuk menjadi tupu, peniti besar yang digunakan oleh orang Amerindian Andes untuk menahan jubah dan ponco, yang biasanya digunakan untuk menahan selimut wanita.
Lapisan batu menunjukkan bahwa pendeta tersebut berusia sekitar lima abad lebih tua dari makam "Lady of Pacopampa" dan "Priests of the Serpent Jaguar of Pacopampa" yang ditemukan pada tahun 2009 dan 2015.
Tim arkeolog yang menemukan makam ini menyebut individu tersebut sebagai "pendeta" dalam pernyataannya, tetapi menurut Seki, orang ini mungkin lebih merupakan sosok seperti dukun yang memanipulasi kekuatan jaguar, ular, dan burung pemangsa layaknya dukun.
Orang-orang mungkin berpaling kepada dukun untuk mendapatkan jawaban atau bantuan penyembuhan, dan dukun tersebut mungkin telah menggunakan hubungannya dengan dunia spiritual untuk membantu mereka.
"Dengan kata lain, dia pasti memiliki kemampuan untuk menjadi perantara antara dunia spiritual dan duniawi," kata Seki. Stempel yang ditemukan di makamnya juga mungkin merupakan simbol otoritas, tambahnya.
Tim arkeolog belum melakukan penanggalan radiokarbon, tetapi gaya artefak tersebut cocok dengan desain artefak lain yang ditemukan di wilayah tersebut yang berasal dari sekitar 3.000 tahun yang lalu.
Para arkeolog yang tidak terlibat dalam penemuan ini menyebutnya sebagai penemuan yang menarik, namun memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyebut orang ini sebagai pendeta. (*)