Dahulu Tionghoa ke Nusantara, Jokowi Teken Bahasa Mandarin Masuk Kurikulum, Kenapa Marah Besar Pak Amien?

Jumat 11-08-2023,08:57 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Mereka benar-benar membangun sebuah sistem apik untuk mendukung berdirinya negara berkonsep komunistik terbuka.

Ditambah peningkatan kualitas sumber daya manusia. China adalah negara yang paling giat mengirim warganya ke luar negeri untuk belajar dan berlatih. Tenaga akademisi dan teknisi tentulah menjadi modal besar menarik investor.

BACA JUGA:Rupa Pesisir Selatan Pulau Jawa Ini Misterius Meretas Peta Kuno, Kenapa Pelaut Abad ke-16 Terkecoh?

Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari begitu banyak pengaruh budaya Tiongkok yang diserap, mulai dari penggunaan kertas, tinta, kembang api, kemudian kosakata serapan dari bahasa Hokkian, dari istilah ekonomi sampai istilah kuliner, seperti mi, bihun, dan bakso.

Budaya Tiongkok telah turut mewarnai kebudayaan Indonesia. Budaya itu senantiasa dinamis, saling memengaruhi dan melengkapi.

Perpaduan antara budaya Tiongkok dan budaya Nusantara menimbulkan fenomena budaya peranakan yang unik.

Hal ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang tumbuh bersemi di Indonesia yang majemuk, rukun, bersatu, dan menghargai keanekaragaman.

BACA JUGA:Rupa Pesisir Selatan Pulau Jawa Ini Misterius Meretas Peta Kuno, Kenapa Pelaut Abad ke-16 Terkecoh?

Setelah zaman Masehi, beberapa catatan berita Cina menyebutkan tentang perjalanan beberapa tokoh agama Budha dari daratan Cina ke India, dan singgah di berbagai tempat di Nusantara. 

Mereka antara lain adalah Fa Hsien yang singgah di daerah yang disebut “Jawa,” dalam perjalanannya antara Cina dan India, pada  413 M (Masehi). Pendeta Budha Hwi Ning singgah di sebuah daerah yang disebut Holing (Jawa utara) pada tahun 664 M, dan Pendeta I Tsing singgah di Sriwijaya pada  671 M (Masehi).

 

Setelah adanya beberapa yang singgah, kepulauan Nusantara mulai dikenal orang Cina, khususnya para penguasanya. Yang kemudian membuat terjalinnya hubungan diplomatik antara beberapa kerajaan di Nusantara dengan penguasa daratan Cina.

BACA JUGA:Bukan Main! Nama Jawa-Sunda Sudah Dikenal Sejak Romawi Kuno, Ungkap Sundaland Teliti Kotoran Kelelawar

Dikatakan bahwa mulai tahun 904, kerajaan Sriwijaya di pantai timur Sumatera mengirim utusan diplomatik dan berdagang di Cina.

Pada 1200, tercatat dalam kitab Chan Ju Kua tentang adanya dua kerajaan kuat di Nusantara, yaitu Sriwijaya di Sumatera dan Kediri di Jawa. 

Pada  1289, kaisar Cina Kubilai Khan mengirim seorang utusan, yaitu Meng Ki, ke Singosari di Jawa Timur, meminta agar Singosari mengakui kedaulatan kerajaan Cina atas daerah mereka.

Kategori :