RADARMAJALENGKA.COM-Rajah adalah sebuah kata yang cukup familiar bagi penyuka dunia spiritualisme. Namun apakah rajah itu?
Dalam KBBI rajah merupakan suratan, gambaran atau tanda yang dipakai sebagai azimat untuk penolak penyakit. Rajah juga temasuk dalam kategori dari mantra.
Sedangkan mantra, dalam khazanah sastra Sunda berarti jenis puisi yang isinya semacam jampi-jampi atau kata-kata yang bermakna magis.
BACA JUGA:Raksasa Kerdil Anjawong Ini Kisahnya di Naskah Kulit Kayu, Sosok Gaib Prabu Siliwangi
Isinya dapat mengandung bujukan, kutukan, atau tantangan yang ditujukan kepada lawannya; untaian kata-kata yang tidak jelas maknanya, biasa diucapkan oleh dukun atau pawang bila menghadapi sesuatu keperluan.
Rajah sunda lebih dikenal dan erat kaitannya dengan seni “papantunan”. Pantun dalam bahasa Sunda berarti balada yakni nyanyian atau syair berlagu yang bersifat epis.
Hal ini tidak dipisahkan antara rajah dan papantunan, justru menjadi salah satu kesatuan yang utuh. Dalam seni papantunan Rajah dibagi menjadi dua bagian yaitu sebagai Rajah bubuka (pembuka) dan Rajah penutup (pamunah).
BACA JUGA:Ledakan Bom Hiroshima, Alat Rekam di Ketinggian 9.144 Meter Kamera Tak Berawak Jarak 731 Meter
Menurut Ajip Rosidi dalam bukunya Beber Lajar cerita pantun dalam sastra Sunda merupakan semacam cerita yang dideklamasikan oleh seorang juru pantun, yaitu dengan diiringi kecapi yang bentuknya seperti perahu.
Sedangkan H. Hasan Mustofa dalam bab Adat-adat Urang Priangan jeung Sunda Lianna ti Eta mengemukakan bahwa pantun adalah bentuk seni asli Sunda yang terbagi atas susunan: Rajah (mulai cerita) – Nataan (deskripsi cerita) – Lelucon – Rajah (penutup).
Dalam pantun Sunda ada istilah cerita pantun dan mantunkeun (membawakan pantun oleh juru pantun).
Dilihat dalam Papantunan Sunda, Rajah memang belum ditemukan fungsinya secara utuh, seperti yang di ungkap Ajip rosidi dalam bukunya Beber layar, "nya eta sababna nu matak nepi ka kiwari ta acan aya nu mesek fungsi rajah, naon tali tumalina jeung kapercayaan karuhun urang, naon fungsi pantun dina hirup kumbuh sunda buhun”
Tidak mudah memahami bahasa Rajah yang menggunakan bahsa Sunda Buhun. Sebenarnya masih dipahami, jika kita familiar dengan basa Sunda Buhun.