MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Ratusan hektare sawah di Desa Sumber Wetan Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, rusak parah diserang hama tikus. Akibatnya, para petani merugi hingga jutaan rupiah.
Selain hama tikus, faktor kurangnya pasokan air yang menjadi sumber utama pertumbuhan padi juga menjadi alasan petani setempat gagal panen.
Seperti yang dialami oleh Sawit (48) petani di Desa Sumber Wetan mengaku dirinya baru sekitar satu bulan menanam padi.
Namun, karena diserang hama tikus, tanaman padi seluas 1 hektare pun habis sebagian, karena dimakan tikus.
"Padahal kami sudah berupaya untuk memberantas hama tikus ini, pakai cara dibasmi dengan racun atau grebek tikus juga kami lakukan, tapi susah dan tidak ada hasil," ujar Sawir.
Menurut Sawit, bukannya hilang hama tikus justru makin merajalela merusak tanaman padi. Waktu panen yang berbeda dengan petani di daerah lain membuat tikus-tikus yang kerap beraksi pada malam hari itu terus berdatangan dan merusak.
BACA JUGA:Gabungkan Nuansa Indonesia - Jepang, Ini Tampilan Fazzio Hybrid Connected di Sakura Matsuri 2023
BACA JUGA:Aipda Durohman Milih Keluar dari Anggota Polisi, Pilih Nyaleg DPRD dari PDIP
Wilayah Sumber Wetan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu, sehingga memiliki waktu panen berbeda dengan petani di kabupaten tetangga.
"Kalau di Indramayu mengolah lahan, otomatis tikusnya pada ke kita yang sedang mulai menanam padi," ucapnya.
Selain diserang hama tikus, petani juga dihadapi dengan kurangnya aliran air mengalir sawah. Akibatnya, sawah-sawah dilanda kekeringan dan terancam gagal panen.
"Nah selain hama, sawah di sini kurang pasokan air. Biasanya air dari Bendung Rentang tuh mengalir ke Sungai Cipelang, tapi sekarang kosong. Karena gagal panen, kami bisa rugi Rp5 hingga 6 juta per hektare-nya," tutur dia.
Pamong Desa Sumber Wetan, Caswa Wiguna menyampaikan, sedikitnya 273 hektare sawah yang berada di wilayahnya terserang hama tikus. Hal itu juga berakibat pada aktivitas panen yang bakal gagal.
"Ada 273 hektare sawah di kami yang terserang hama tikus dan terancam ada yang bakal gagal maupun gagal panen. Masyarakat tentunya mengeluhkan kondisi seperti ini," kata Caswa.
BACA JUGA:Soal Polemik Open Bidding, Irfan Nur Alam Tanggapi Santai
BACA JUGA:PD HIMA PUI, DPRD,DISPORA dan PWI Sepakat Urgensi Perda Kepemudaan
Kekeringan juga mengakibatkan kontur tanah retak-retak dan tanaman padi telah mati. Dari banyaknya sawah di Desa Sumber Wetan, dikabarkan sedikitnya 50 hektare terpaksa tidak ditanami padi akibat sulitnya mendapatkan air.
"Tanaman padi yang gagal akibat kekeringan juga mencapai 80 persen. Kami berharap, ada perhatian dari pemerintah agar bisa membantu para petani, sehingga tak lagi mengalami kekurangan air dan terhindar dari hama tikus," harapnya.
Pemdes berharap petani setempat bisa kembali menggarap lahan sawahnya tanpa kekurangan pasokan air dan terhindar dari serangan hama tikus. (ono)
BACA JUGA:Baznas Ikut Lestarikan Ruwatan Desa Cijurey