KAIRO, RADARMAJALENGKA.COM - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo telah memberikan pendampingan hukum kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tindak kekerasan oleh sejumlah pelajar/mahasiswa Indonesia di Mesir. Berdasarkan keterangan yang diterima dari KBRI Kairo, tindakan kekerasan fisik dan verbal terjadi setelah turnamen futsal Cordoba Cup di daerah Gamaleya, Kairo, Mesir.
Korban kekerasan ini melibatkan sejumlah pelajar/mahasiswa Indonesia dari dua ikatan kekeluargaan, yaitu Kelompok Studi Walisongo asal Jawa Tengah dan Jogjakarta, serta Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS). KBRI Kairo berusaha mencari jalan keluar melalui musyawarah dan penyelesaian melalui proses hukum.
“KBRI Kairo telah berusaha mencari jalan keluar melalui cara-cara musyawarah sekaligus menempuh penyelesaian melalui proses hukum,” demikian pernyataan KBRI.
Meskipun KBRI telah melakukan upaya penyelesaian secara musyawarah, korban akhirnya memilih untuk menempuh jalur hukum setelah adanya laporan korban kekerasan lain yang dialami oleh temannya dengan pelaku dari ikatan kekeluargaan yang sama. Korban yakin bahwa proses hukum dapat memberikan efek jera kepada pelaku dan memutus mata rantai kekerasan pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir.
KBRI telah mendampingi korban untuk melaporkan kasus mereka ke pihak kepolisian Mesir pada tanggal 14 Juli 2023. Polisi Mesir siap memproses laporan korban dan memberikan pandangan bahwa terdapat mekanisme dan prosedur yang harus diikuti oleh pelapor dan terlapor dalam proses penyelidikan dan penyidikan.
Untuk melanjutkan proses hukum dan memastikan perlindungan bagi korban, KBRI Kairo juga berkoordinasi dengan Badan Keamanan Nasional (NS) Mesir sebagai pemangku kewenangan dalam menangani masalah hukum warga negara asing. Langkah ini juga diambil untuk membahas tindakan pengamanan dan pencegahan kekerasan lanjutan.
KBRI Kairo menyerukan kepada semua pihak untuk tetap menjaga kondisi yang kondusif, terutama bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir. Saat ini, jumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir mencapai lebih dari 13.000 orang, dengan 5.500 orang di antaranya telah tiba sejak tahun ajaran 2020/2021.
Sebelumnya, Ikatan Keluarga Alumni Nahdlatul Ulama (IKANU) melaporkan bahwa seorang kader Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) menjadi korban pengeroyokan oleh pelajar Indonesia di Mesir. Sekretaris Jenderal IKANU, Anis Masduqi, mengungkapkan bahwa pengeroyokan tersebut diduga terjadi pada tanggal 12 Juli.
Korban adalah seorang mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah, yang diserang oleh sejumlah mahasiswa Indonesia asal Sulawesi yang tergabung dalam ikatan KKS dan sedang menjalani studi di Universitas Al-Azhar. (antara/jpnn)
BACA JUGA:SMPN 1 Majalengka Sepakat Tidak Ada Pungutan Dana
BACA JUGA:Kapolsek Jatiwangi Polres Majalengka Memberikan Bantuan Bahan Makanan Tambahan Bagi Anak Stunting