RADARMAJALENGKA.COM - Ada fakta-fakta menarik tentang kematian Prabu Siliwangi. Setidaknya ada 3 hal yang perlu dicermati. Mari kita cek fakta-faktanya!
Pertama, Prabu Siliwangi tidak wafat, tapi moksa. Kedua, Sri Baduga meninggal karena kalah perang tanding dengan anaknya, Raden Kian Santang. Ketiga, Raja Pajajaran itu wafat karena usia yang menua.
Legenda di Tatar Pasundan banyak yang meyakini jika Prabu Siliwangi itu moksa di Leuweung Sancang, Cibalong Kabupaten Garut. Sang maharaja itu menghilang di pohon Kaboa dan menjelma menjadi harimau putih.
Legenda itu muncul dilatarbelakangi tidak adanya artefak atau petilasan makam penguasa Jawa Barat tempo dulu itu.
BACA JUGA:Misteri Pohon Kaboa, Leuweung Sancang, Maung Putih dan Menghilangnya Prabu Siliwangi
Ditambah asumsi ketika Prabu Siliwangi meninggal masih menganut Agama Hindu. Agama tersebut memang meyakini adanya moksa.
Apakah benar demikian? Bukti sejarah menunjukkan Baduga Siliwangi itu tidak moksa atau menghilang. Penguasa Pajajaran itu meninggal dunia seperti manusia biasa.
Ada banyak alasan yang mendasari bahwa Pabu Siliwangi itu tidak moksa. Hal itu didasari dari beberapa catatan kuno dan prasasti.
Disebutkan, kematian Prabu Siliwangi itu terjadi pada 31 Desember Tahun 1521. Hanya tidak ada keterangan di mana raja asal Kawali Ciamis itu meninggal dan dimakamkan. Hanya sebagian besar peneliti yakin Baduga meninggal di Bogor Jawa Barat.
BACA JUGA:GEGER Kampung Bidadari Disebut di Majalengka, Benarkah Warganya Cantik Jelita?
Bahkan disebutkan juga kematian Prabu Siliwangi itu karena usia. Pria yang selalu kaitkan dengan harimau putih itu meninggal di usia yang tua sekali.
Disebutkan Prabu Siliwangi lahir 1401 Masehi di Kawali Ciamis. Dia menjadi raja di Pakuan Pajajaran dan memerintah Sunda Galuh selama 39 tahun. Dia memerintah dari tahun 1492 hingga 1521. Tahun 1521 itulah diyakini sebagai hari kematian sosok yang memerintah hingga puncak kejayaan itu.
Lalu apakah setelah kematian Prabu Siliwangi, Kerajaan Pajajaran runtuh? Bila ada yang mengaitkan antara kemartian Prabu Siliwangi dan runtuhnya Pajajaran adalah hal yang mengada-ada.
Karena setelah Baduga Siliwangi mangkat, Pajajaran masih tegak berdiri. Dalam catatan malah masih menurunkan beberapa orang raja yang memerintah setelah Prabu Siliwangi.