Di area residential tersebut, Aerocity Kertajati bakal menjadi sebuah kota mandiri dengan fasilitas seperti mall, hotel, hingga kawasan komersial lainnya.
Di laman PT PPRO BIJB Aerocity Development, perusahaan yang didirikan pada tahun 2018 adalah pengembangan kawasan bandara pertama di Indonesia dan pengelola Cluster Grand Kertajati Aerocity – Majalengka, Jawa Barat.
Pada kluster ini akan dikembangkan kawasan residensial, perkantoran, hotel, mall dan komersial yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang.
Juga didukung dengan rencana aksesibilitas infrastruktur yang terintegrasi seperti Simpang Susun Tol Cipali dengan Tol Cisumdawu, LRT (Light Rail Transit), Stasiun Kereta Api Jarak Jauh.
BACA JUGA:Gambaran Rute Bandara Kertajati Setelah Jalan Tol Cisumdawu Dibuka, Maret Mulai Terbang
Grand Kertajati Aerocity merupakan kawasan pengembangan yang termasuk dalam “Segitiga Emas Rebana”.
Di mana memiliki 2 akses tol yaitu Tol Cipali dan Tol Cisumdawu serta diantara 2 pelabuhan besar yaitu Pelabuhan Patimban dan Pelabuhan Cirebon.
Didukung pula dengan rencana transportasi antarmoda yang terintegrasi seperti Kereta Cepat Jakarta – Bandung, kereta double track Jakarta – Surabaya.
Pengaktifan kembali jalur kereta api dari Rancaekek – Tanjungsari – Kertajati dan APMS (Automated People Mover System) yang akan memudahkan semua mobilitas di wilayah tersebut. Kawasan Kertajati Aerocity menuju bandara.
BACA JUGA:Indramayu Boleh Bikin Exit Jalan Tol Cisumdawu, Tembus ke Jatibarang? Kang Emil Kasih Info Begini
Dengan dukungan aksesi lengkap jalan tol maupun tol antar moda serta terintegrasinya Grand Kertajati Aerocity dengan bandara, otomatis akan memberikan gambaran potensi pertumbuhan ekonomi dan bisnis.