MAJALENGKA - Selain minyak goreng (migor) curah yang lenyap dari peredaran, migor kemasan bermerek juga menghilang. Hal itu terjadi di pasar tradisional Prapatan Kecamatan Sumberjaya, Senin (21/3).
Koordinator Pasar Prapatan, Nana Supriatna mengungkapkan, menghilangnya minyak goreng (migor) kemasan Bimoli 1 liter itu ditengarai akibat kebijakan atau regulasi baru yang menetapkan pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET).
\"Mungkin para pedagang di sini (Pasar Prapatan) tidak mau ambil risiko seiring harga migor kemasan minimal ukuran 1 liter itu dicabut HET-nya. Jadi mereka tidak berbelanja ke distributor,\" kata Nana, di sela tinjauannya ke sejumlah pedagang, Senin (21/3).
Meski demikian, Nana mengaku masih ada beberapa kios di pasar milik pemerintah daerah (pemda) itu terpantau masih menjual minya goreng kemasan. Namun jumlahnya tidak seberapa karena hanya ada di beberapa kios saja.
Minyak goreng kemasan itu kini mulai tersedia di sejumlah ritel modern atau beberapa minimarket modern di sekitar pasar. Para pedagang di Pasar Prapatan tidak menjual minyak goreng kemasan 1 liter. \"Justru sekarang semakin banyak migor kemasan di swalayan modern setelah HET di cabut oleh pemerintah,\" imbuhnya.
Nana menyatakan, terkait keberadaan minyak goreng curah di pasar yang dikelolanya tersebut, pihaknya mengakui jika stok minyak tersebut masih tersedia. Namun ia mengakui jika ada kenaikan harga dalam 1 kilogramnya.
Dari semula harga minyak goreng curah kualitas 2, 1 kilogram seharga Rp16.500, saat ini naik 1.000 per kilogram. Pasar Prapatan memiliki distributor lintas kabupaten, sehingga pemasokan stok disinyalir masih tersedia.
\"Naiknya hanya 1.000 per kilogram. Sekarang sudah di angka Rp17.500 per kilogram. Tapi stok masih banyak,\" tutur Nana.
Ia menambahkan ketersediaan stok minyak goreng curah kualitas 2 yang dinilai cukup stabil itu karena para pedagang masih menerima orderan dari distributor di berbagai daerah tetangga, seperti pasar besar dari wilayah Cirebon. Kemudian tingkat pembelian minyak goreng curah kualitas 2 di wilayahnya juga masih tinggi, sehingga para pedagang masih menjualnya sesuai dengan mekanisme pasar yang berlaku. (ono)