Jakarta – Prospek pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Hal ini menyusul, setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua mencapai angka 7,07 persen.
“Pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi kita mencapai angka 7,07 persen. Angka ini sesuai dengan target yang diberikan oleh Presiden Jokowi, dan merupakan upaya bersama seluruh komponen bangsa kita,” kata Ketua Umum DPP Partai Golkar, DR IR H Airlangga Hartarto MM MBA saat pidato kebangsaan menjelang HUT Center for Strategic and International Studies (CSIS) ke-50.
Menurutnya, adanya pertumbuhan itu menjadi prospek pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Pertumbuhan yang bagus itu membuktikan, walaupun berada dalam situasi yang memprihatinkan akibat pandemi Covid-19 namun mampu dan terus berusaha untuk bangkit.
“Dalam situasi terjepit, kita memiliki daya tahan yang tangguh, dengan rasa solidaritas yang tinggi, dengan simpati kemanusiaan yang besar, serta dengan kerja keras yang memang harus kita jalani. Semoga dengan tanda-tanda bagus dari sektor pertumbuhan ekonomi ini, masa depan yang lebih cerah dapat kita rebut kembali dengan melewati berbagai permasalahan yang kini tengah kita hadapi bersama,” ungkapnya.
Disisi lain, lanjutnya, Partai Golkar sebagai salah satu partai politik yang menjadi pilar demokrasi di negara Indonesia, selalu berkomitmen untuk menjaga dan mempertahankan demokrasi di NKRI. Konsolidasi demokrasi harus ditingkatkan kualitasnya.
“Sebab, negara kita telah diakui dunia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia yang menerapkan demokrasi. Hal itu menunjukan bahwa Islam dan demokrasi telah memiliki kompatibilitasnya sebagaimana praktek demokrasi di Indonesia,” terangnya.
Airlangga mengungkapkan, Partai Golkar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai dinamika dan perubahan dalam berbagai bidang, politik, ekonomi, sosial, budaya dan kemajuan teknologi.
“Digitalisasi dan penggunaan big data menjadi bagian dari keniscayaan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang ekonomi. Menghadapi Indonesia tahun 2045, Partai Golkar telah menyiapkan 3 Pilar dan kita harus menghadapi berbagai tantangan atau mega trend untuk mewujudkan kesejahteraan,” bebernya.
Dia menyebutkan, tantangan kedepan antara lain perubahan iklim dan menipisnya sumber daya, perkembangan demografi (dan aging), urbanisasi, inovasi teknologi (digital) dan revolusi industri 4.0 serta kesempatan dan ketimpangan (ekonomi dan akses). Selanjutnya, Mega trend tersebut menjadi faktor yang cukup penting untuk menggerakkan perubahan masyarakat, mempengaruhi banyak hal dimana pembuat kebijakan harus melakukan respon yang tepat.
“Apa yang harus kita kerjakan dari mulai sekarang untuk 2045 nanti. Setidaknya ada tiga pilar yang harus menjadi perhatian, pertama pembangunan manusia dan penguasaan teknologi, kedua pembangunan ekonomi yang berbasis kepada global value chain, peningkatan produktivitas, pengembangan blue economy, green economy dan circular economy yang mendorong pembangunan berkelanjutan secara inklusif. Terakhir yang ketiga, yang tak kalah pentingnya adalah membangun ketahanan kohesi sosial dan tenun kebangsaan. Hal tersebut adalah merupakan prasyarat agar di tengah kita mencapai target Visi 2045,” tutupnya.(rls)