MAJALENGKA - Universitas Majalengka (Unma) menggelar puncak Dies Natalis ke-15 melalui sidang terbuka senat di Auditorium Unma, Sabtu (12/6). Di usia yang ke-15 ini, Universitas Majalengka terbilang sudah mengalami banyak peningkatan.
Rektor Unma Prof Dr Ir H Sutarman MSc mengatakan, Universitas Majalengka merupakan perguruan tinggi muda. Tetapi jika dilihat dari kinerja dinilai sudah menjelang dewasa. Pasalnya berbagai program sudah dipenuhi. “Sejak 7 sampai dengan 8 tahun yang lalu pencanangan lima prioritas utama sudah berjalan,” kata Rektor H Sutarman, usai sidang senat, Sabtu (12/6).
Pencanangan beberapa prioritas di antaranya kinerja penelitian, kinerja teknologi informasi, kinerja kolaborasi atau kerjasama, kinerja kesejahteraan, serta aksesibilitas. Akan tetapi pihaknya mengakui masih ada yang belum maksimal terutama pada program aksesibilitas. Yaitu akses mahasiswa baru sampai saat ini masih belum melimpah.
“Tadinya dengan kinerja akademik itu bermuara di administrasi. Alhamdulillah administrasi kita sudah baik sekali namun belum linier dengan minat mahasiswa. Dari hasil kajian dan analisis itu beda dengan yang lain. Seperti di Bandung mutu naik, peminat juga naik,” terangnya.
Ia mengungkapkan, di Kabupaten Majalengka terdapat variabel atau faktor ekonomi masyarakat yang menjadi alasan tidak bisa melanjutkan sampai perguruan tinggi. Apalagi sekarang masih di masa pandemi Covid-19. “Terbukti ketika ada tawaran beasiswa untuk mahasiswa buktinya peminat langsung banyak,” imbuhnya.
Sehingga, lanjut Prof Sutarman, jika dipahami jika di Majalengka tidak ada Unma maka orang-orang yang ekonominya lemah tidak bisa melanjutkan pendidikan. Unma sangat berperan penting untuk mencerdaskan orang Majalengka, walaupun dengan ekonomi kurang baik.
“Kalau minat belajar itu sangat tinggi, tetapi hanya terkendala ekonomi saja,” tegasnya.
Disamping itu, kinerja capaian lainnya sudah sesuai dengan program. Tiga tahun yang lalu sistem teknologi informasi harus mandiri meliputi infrastruktur dan sistem. Yayasan telah memberikan Rp1,3 miliar. Dan, ketika dibuat dan telah diaplikasikan sangat di banggakan. Aplikasi itu bernama Unmaku di dalamnya mulai akademis, non akademis, kemahasiswaan sampai hal-hal yang diperlukan ada.
Padahal dahulu sempat bermasalah tepatnya tahun 2013-2014 karena teknologi informasi itu. Namun sekarang bisa membuktikannya. Selain itu, dosen-dosen juga minat belajar sangat tinggi.
“Setiap dies natalis itu selalu ada saja gelar doktor. Terbukti tahun ini ada 4 orang. Total sudah 40 dosen selama 8 tahun terakhir ini,” tukasnya.
Dengan umur Unma ke 15 ini sudah melangkah lebih maju. Dilihat dari 7 tahun yang lalu. Di Unma hanya ada 1 jurnal. Sekarang sudah banyak setiap program studi. Artinya mutu dosen Unma yang di angka 5 tahun lalu sudah bagus melalui penelitiannya, dan prestasi sehingga berpengaruh terhadap jabatan fungsionalnya saat ini.
Di umur saat ini juga bahwa Unma sudah tidak ada program studi maupun institusi nilai C. Akreditasi sekarang unggul, baik sekali dan baik. Fakultas Pertanian berstatus Baik Sekali. “Harus bangga karena karya dosen dengan minat untuk mengembangkan dirinya tinggi walaupun seadanya dan tidak berlebihan,” ungkapnya.
Unma juga telah berprestasi di kancah nasional maupun internasional melalui Robotika mewakili Indonesia untuk ASEAN. Fakultas Informatika telah memberikan yang terbaik. Sehingga minat generasi milenial generasi Z telah ada wadahnya.
Dalam rangkaian dies natalis ke-15 tersebut juga telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, di antaranya turnamen bola voli indoor putra dan putri. Kemudian olahraga tradisional “Dadaluan” putra dan putri. Kegiatan olahraga lainnya hingga bakti sosial dan final pemilihan duta kampus. (ono/adv)