Puskesmas Margajaya Verifikasi ODF ke Desa-Desa

Senin 01-03-2021,04:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA - Puskesmas Margajaya Kecamatan Lemahsugih verifikasi ODF (Open Defecation Free) atau stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) ke 10 desa di wilayah kerja Puskesmas Margajaya. Sebelumnya dilakukan deklarasi untuk desa di Kecamatan Lemahsugih, Jumat (26/2).

Seusai memberikan pengarahan di aula Desa Dayeuhwangi, Kepala Puskesmas Margajaya Mela Handayani SST menyampaikan desa harus memenuhi syarat untuk bisa dibangunkan kloset untuk buang air besar (BAB). Sehingga warga tidak ada lagi yang BABS di tempat yang bukan seharusnya.

“Tindakan ini untuk mengubah perilaku masyarakat supaya bisa terwujud lingkungan yang bersih dan sehat,” terangnya.

Mela menyebut beberapa tahapan yang harus dilakukan desa, diantaranya lubang kloset tertutup atau tidak, jarak sumur dengan kloset harus 10 meter, tempat kloset mempunyai bahan yang kuat, lansia atau bayi popoknya dibuang teratur tidak boleh sembarangan atau bekas popok dibakar, setiap WC mempunyai akses sehingga tidak sulit.

“Termasuk harus terdapat tempat yang layak untuk membersihkan diri setelah BAB, dan tentu kedepanya tidak ada lagi yang BAB sembarangan di luar. Kurang lebih ada tujuh tahapan yang harus diperhatikan oleh desa,” tuturnya.

Dirinya berharap bisa membangun WC di tiap rumah, namun untuk saat ini tidak memungkinkan karena tergantung kesiapan dari desa, meskipun pihaknya terus mendorong apa yang menjadi program pemerintah daerah. Program tersebut menurutnya mulai disampaikan tahun 2010. Dimulai dari pendataan, pemetaan, rembukan dan untuk Desa Dayeuhwangi pelaksanaannya di triwulan kedua 2021.

Pihaknya baru melaksanakan verifikasi di dua desa yakni Desa Cisalak dan Desa Dayeuhwangi. Sisanya delapan desa menyusul, empat desa berikutnya sehingga Februari hanya enam desa. Dilanjut Maret atau April empat Desa berikutnya karena terbentur dengan kegiatan lainya juga.

Kepala Desa Dayeuhwangi Atik Wyuningsih SAK mengatakan untuk kesiapan di desanya hanya lima rumah dan yang lainya menyusul. Atik juga berkeinginan warganya sehat baik pribadi maupun lingkungan, salah satunya melalui program puskesmas tersebut. Dengan pembangunan sarana BAB di lima rumah, diharapkan memberikan contoh ke masyarakat yang lain.

Rumah yang dibantu pembangunan sarana sanitasinya dicek lebih dulu, dan Atik berharapa perilaku kesehatan masyarakat khususnya terkait BAB bisa berubah. Pihaknya juga meminta puskesmas mengedukasi warganya terutama ke kader-kader posyandu, sehingga kader posyandu bisa menyampaikan ke masyarakat lebih optimal.

“Alhamdulillah kader posyandu disini semangat, mau hujan mau panas terkadang sampai malam mereka selalu antusias,” pungkasnya. (iim)

Tags :
Kategori :

Terkait