Pengusaha Kecap Minta Bukti Nyata Pemerintah

Kamis 04-02-2021,04:45 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA - Para pengusaha kecap mengharapkan Pemkab Majalengka  maupun Pemprov Jabar  dapat  melakukan tindakan nyata guna menyelamatkan dan mengembangkan industri kecap tradisional di Kabupaten Majalengka.

Pemilik Kecap Segitiga Kelurahan Tonjong  Kecamatan Majalengka, Deden Hardian Narayanto, ST  menyebutkan,  Majalengka memang dikenal dengan  Kota Kkecap karena  banyak berdiri pabrik kecap hampir di tiap kecamatan.

Menurutnya hampir ada 30 perusahaan kecap di tahun 2000. Tapi, karena persaingan dengan  perusahaan  besar banyak yang berhenti beroperasi. “Saatnya kini  pemerintah turun tangan untuk membantu perusahaan kecap tradisional  supaya tetap eksis di Majalengka,” tegas Dehan, panggilan akrab pria yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten  Majalengka  ini.

Diharapkan  Dehan,  pemerintah  dapat membantu pemasaran baik di Majalengka ataupun  di luar Majalengka.  Politisi PKS  ini juga mengeluhkan, dengan banyaknya toko moderen (minimarket) hampir di tiap kecamatan, bahkan desa seharusnya menjadi peluang besar bagi perusahaan kecap atau KUKM.

“Semoga ada tindakan yang nyata dari pemerintah bagi perusahaan kecap khususnya, dan umumnya bagi UMKM di Majalengka untuk bisa lebih luas memasarkan produknya,” harapnya.

Sementara itu, Direktur Kecap Maja Menjangan, Ir H Uha Suhardi Saad Wangsadidjaja MP mengungkapkan,  usaha kecap yang dirintis orang tuanya H Saad mulai tahun 1940 kini semakin  menurun produksinya. Ia mengakui usaha kecapnya  mencapai puncak masa keemasan tahun 1970-1985.  “Produksi kecap kini telah menurun  dan  tidak setiap hari produksi. Sebulan paling dua kali produksi  kecap,” tutur  Suhardi  diiyakan Direktur Produksi  dan Pemasaran CV  Maja Menjangan (MM) Hanupis, Ir  H Nana Suherna Saad MP.

Meskipun kondisi  perusahaan kecap sedang  mengalami penurunan, sambung Nana, tapi  perusahaan tetap memperhatikan nasib para pegawai  setianya.  Menurutnya, para pegawai yang di antaranya  sudah bekerja sejak  ayahnya merintis usaha kecap dianggap mitra kerja. Sejumlah pegawai diberikan lahan garapan sawah.

“Sehingga para pegawai ketika musim ke sawah bisa menggarap sawah terlebih dahulu,” kata Nana. 

Ia berharap Pemkab Majalengka dan Pemprov Jabar bisa membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi kecap Majalengka. “Kami berharap Pemkab Majalengka melalui dinas terkait  atau syukur-syukur pak bupati bisa membuat  imbauan kepada masyarakat Majalengka untuk menggunakan produk lokal daerah. Sifatnya bukan paksaan tapi cukup imbauan, agar produksi dan pemasaran produk home industri Majalengka bisa bertahan dan meningkat,” harap  putra bungsu  dari 7 bersaudara generasi ke-2  kecap Maja Menjangan ini.

Sebagai bentuk reward kepada pegawainya yang sudah lama bekerja, pihak MM  memberangkatkan umrah ke tanah suci, Aminta (75) warga Lingkungan Babakan Koda Kelurahan Cicurug Majalengka.

Penuturan Aminta, dirinya sudah bekerja di MM sejak tahun 1965 atau sudah bekerja selama 55 tahun. Bapak yang dikaruniai 7 anak ini mengaku senang bisa berangkat umrah yang sebelumnya tidak pernah mimpi bisa ke tanah suci.

Aminta mengaku senang bisa bekerja di pabrik kecap karena juga mendapatkan lahan garapan sawah untuk menambah penghasilan.

Pada Rabu (3/2) para pegawai di Kecap  MM berkumpul untuk   mendapatkan seragam kaus dan makan bersama di pabrik kecap yang berada di Jalan Suha Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka. “Demi menjalin sitarurahmi  dan kekompakan,  sebagai persiapan menghadapi bulan  puasa Ramadan  dan  lebaran, kami bersama pegawai  makan bersama,” ujarnya. (ara)

Tags :
Kategori :

Terkait