MAJALENGKA - Para pengusaha kecap mengharapkan Pemkab Majalengka maupun Pemprov Jabar dapat melakukan tindakan nyata guna menyelamatkan dan mengembangkan industri kecap tradisional di Kabupaten Majalengka.
Pemilik Kecap Segitiga Kelurahan Tonjong Kecamatan Majalengka, Deden Hardian Narayanto, ST menyebutkan, Majalengka memang dikenal dengan Kota Kkecap karena banyak berdiri pabrik kecap hampir di tiap kecamatan.
Menurutnya hampir ada 30 perusahaan kecap di tahun 2000. Tapi, karena persaingan dengan perusahaan besar banyak yang berhenti beroperasi. “Saatnya kini pemerintah turun tangan untuk membantu perusahaan kecap tradisional supaya tetap eksis di Majalengka,” tegas Dehan, panggilan akrab pria yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Majalengka ini.
Diharapkan Dehan, pemerintah dapat membantu pemasaran baik di Majalengka ataupun di luar Majalengka. Politisi PKS ini juga mengeluhkan, dengan banyaknya toko moderen (minimarket) hampir di tiap kecamatan, bahkan desa seharusnya menjadi peluang besar bagi perusahaan kecap atau KUKM.
“Semoga ada tindakan yang nyata dari pemerintah bagi perusahaan kecap khususnya, dan umumnya bagi UMKM di Majalengka untuk bisa lebih luas memasarkan produknya,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Kecap Maja Menjangan, Ir H Uha Suhardi Saad Wangsadidjaja MP mengungkapkan, usaha kecap yang dirintis orang tuanya H Saad mulai tahun 1940 kini semakin menurun produksinya. Ia mengakui usaha kecapnya mencapai puncak masa keemasan tahun 1970-1985. “Produksi kecap kini telah menurun dan tidak setiap hari produksi. Sebulan paling dua kali produksi kecap,” tutur Suhardi diiyakan Direktur Produksi dan Pemasaran CV Maja Menjangan (MM) Hanupis, Ir H Nana Suherna Saad MP.
Meskipun kondisi perusahaan kecap sedang mengalami penurunan, sambung Nana, tapi perusahaan tetap memperhatikan nasib para pegawai setianya. Menurutnya, para pegawai yang di antaranya sudah bekerja sejak ayahnya merintis usaha kecap dianggap mitra kerja. Sejumlah pegawai diberikan lahan garapan sawah.
“Sehingga para pegawai ketika musim ke sawah bisa menggarap sawah terlebih dahulu,” kata Nana.
Ia berharap Pemkab Majalengka dan Pemprov Jabar bisa membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi kecap Majalengka. “Kami berharap Pemkab Majalengka melalui dinas terkait atau syukur-syukur pak bupati bisa membuat imbauan kepada masyarakat Majalengka untuk menggunakan produk lokal daerah. Sifatnya bukan paksaan tapi cukup imbauan, agar produksi dan pemasaran produk home industri Majalengka bisa bertahan dan meningkat,” harap putra bungsu dari 7 bersaudara generasi ke-2 kecap Maja Menjangan ini.
Sebagai bentuk reward kepada pegawainya yang sudah lama bekerja, pihak MM memberangkatkan umrah ke tanah suci, Aminta (75) warga Lingkungan Babakan Koda Kelurahan Cicurug Majalengka.
Penuturan Aminta, dirinya sudah bekerja di MM sejak tahun 1965 atau sudah bekerja selama 55 tahun. Bapak yang dikaruniai 7 anak ini mengaku senang bisa berangkat umrah yang sebelumnya tidak pernah mimpi bisa ke tanah suci.
Aminta mengaku senang bisa bekerja di pabrik kecap karena juga mendapatkan lahan garapan sawah untuk menambah penghasilan.
Pada Rabu (3/2) para pegawai di Kecap MM berkumpul untuk mendapatkan seragam kaus dan makan bersama di pabrik kecap yang berada di Jalan Suha Kelurahan Majalengka Wetan Kecamatan Majalengka. “Demi menjalin sitarurahmi dan kekompakan, sebagai persiapan menghadapi bulan puasa Ramadan dan lebaran, kami bersama pegawai makan bersama,” ujarnya. (ara)