MAJALENGKA - Para siswa-siswi SMPN 3 Majalengka (Netima) bakal menjalani pembelajaran daring kembali. Kepala SMPN 3 Majalengka, Drs H Abudin MPd menyatakan, berdasarkan hasil diskusi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka H Ahmad Suswanto MPd, bahwa, meski sudah ada SKB tiga menteri yang membolehkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dapat dilakukan secara tatap muka, tapi penerapannya harus melaksanakan protokol kesehatan ketat.
“Yang lebih aman untuk menekan penyebaran virus Covid-19, proses KBM masih dilakukan secara daring,” ujar Abudin kepada Radar Majalengka, akhir pekan kemarin.
Diakuinya, selama ini memang tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan pembelajaran daring karena lokasi siswa-siswi terjauh yakni dari Kadipaten dan Panyingkiran. Sehingga, kondisi sinyal cukup baik. Adapun untuk sembilan siswa yang pada semester lalu terkendala smartphone, kini sudah dibantu dan bisa teratasi.
“Hanya, memang perlu ada sesekali dijadwalkan untuk pembelajaran tatap muka karena belajar daring sangat berpengaruh negatif terhadap kondisi psikologis. Siswa-siswi kurang terkontrol,” kata Abudin.
Disebutkan dia, pada Senin (11/1), pihaknya akan melakukan briefing dengan para guru dan komite sekolah untuk menentukan apakah proses KBM dapat dilakukan secara langsung atau masih daring.
Mantan Sekum KONI Kabupaten Majalengka ini menyebut, jumlah total siswa-siswi SMP Netima mencapai 986 orang, dengan jumlah guru 54 orang. Meski nanti harus tetap daring, tapi sesekali proses KBM harus dilaksanakan secara langsung dengan prokes ketat,” ujarnya.
Sementara itu, seorang guru SMAN Rajagaluh, Toto Warsita SPd mengakui, proses pembelajaran di SMA masih daring meski yang berada di daerah pelosok kerap terkendala sinyal hingga gangguan. “Kami memberikan materi pembelajaran secara daring dari rumah. Dan untuk pengadaan kuota internet, kami juga dibantu , termasuk siswa,” ujar guru asal Desa Sindanghaji, Kecamatan Palasah ini. (ara)