MENJADI seorang guru honorer telah dilakoni Siti Kamilah SPd sejak tahun 2006. Menurut Ila, sapaan akrab guru honorer di SDN Rajagaluh II ini, meskipun masih berstatus honorer tetap menyenangkan karena diniatkan lillahi taala. “Saya masuk ke dunia anak-anak. Sering berinteraksi dengan mereka membuat saya menyukai menjadi seorang guru. Saya selalu berusaha memberikan pengajaran dan bimbingan yang terbaik. Sehingga memberikan kesan yang baik pula kepada mereka,” katanya. Sehigga ketika libur atau tidak bertemu, dirinya sering dirindukan anak-anak dan orang tua murid. Dengan begitu ia sangat bahagia dan ada kepuasan tersendiri karena bisa menjadi seseorang yang bermanfaat. Diakuinya, tugas, kewajiban, dan tanggung jawab guru PNS maupun honorer sama. Tetapi hak yang diterima berbeda. “Miris memang, bahkan sering sedih ketika PNS menerima tunjangan sertifikasi. Sementara, guru honorer tidak mendapatkannya. Tapi dengan rasa ikhlas dan dengan keyakinan bahwa sejauh apapun yang ditakdirkan untuk kita pasti akan menjadi milik kita. Sedekat apapun yang tidak ditakdirkan untuk kita tetap tidak akan menjadi milik kita,” paparnya. Diungkapkan wanita kelahiran Bandung, 21 Agustus 1975 ini, dengan berpegang prinsip itu bersyukur tidak ada beban dalam menjalani profesi guru honorer. “Yang terpenting keberkahan akan selalu menyertai saya dan keluarga,” ujarnya. Menurutnya, tidak semua guru honorer punya pemikiran yang sama dengannya. Karena masih banyak yang menuntut hak sama dengan PNS. Masih menilai untung rugi, sehingga kerjanya pun asal asalan. Ia menilai hal itu tidak bisa disalahkan juga karena tidak adanya kepastian nasib guru honorer dari pemerintah. Walaupun Majalengka sangat banyak kekurangan guru. Harapannya, pemerintah cepat memberikan penghargaan yang pantas buat guru honorer. Mulai mengangkat yang sudah masuk kriteria, tidak melihat kategori. Karena yang masuk kategori belum tentu masuk kriteria layak menjadi guru. “Saya sangat berharap mulai ada pengangkatan bertahap berdasarkan dapodik dan masa kerja. Saya rasa lebih akurat daripada melalui tes yang banyak memakan waktu dan biaya. Semua guru honorer pantas mendapatkan haknya, dan mudah mudahan pemerintah mendengar dan mengabulkan peremohonan kami,” harap Istri dari Deden Isdiana, SPd ini. (ara)
Miris Nasib Guru Honorer
Sabtu 25-07-2020,11:30 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :