Budidaya Ulat Jerman Menjanjikan

Rabu 01-07-2020,11:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA- Ulat bagi sebagian orang mungkin binatang yang menjijikan bahkan menakutkan. Namun tidak berlaku bagi Wartika (29) yang nyaris setiap harinya menghabiskan waktu di kandang ulat. Hal itu karena Wartika memiliki pekerjaan sebagai peternak ulat Jerman. Ulat jenis ini menjadi pundi rupiah bagi warga Desa Sumber Wetan, Kecamatan Jatitujuh itu. Sebab ulat Jerman banyak digunakan untuk makanan ikan dan burung. Wartika mulai membuka usaha budidaya ulat Jerman dari Maret 2018 lalu. Menurut dia, di daerah  Jatitujuh masih sangat jarang budidaya ulat. Sehingga dia membidik usaha ini dan kini Wartika sudah mampu meraup keuntungan. “Alhamdulillah sudah menghasilkan dari budidaya ulat ini. Tapi saya belum mau sebut angka dulu. Intinya budidaya ulat Jerman ini menjanjikan,” ungkap Wartika. Di pasaran, harga per kilogram ulat Jerman sekitar Rp30 hingga Rp35 ribu. Adapun masa panen ulat Jerman adalah 2 minggu sekali. Setiap panen sekitar 51 kilogram ulat. Ulat biasa dijual ke peternak ikan dan burung di Majalengka yang sudah jadi langganan tetapnya. Budidaya ulat Jerman menurutnya tidak sulit. Pakannya pun cukup mudah. Untuk makanannya cukup dedak yang banyak ditemui di penggilingan padi. Sedangkan untuk minuman ulat yaitu irisan buah pepaya muda. Kalaupun kendala pakan yang sulit adalah ampas tahu. “Kalau untuk pemberian pakan tak harus setiap hari, kalau dicek di kotak ulatnya habis baru kita tambah sekitar 8 gram per kotak,” jelasnya. Wartika berharap budidaya ulat Jerman dapat ditiru warga di lingkungannya. Karena selain mudah dalam pemeliharaan juga tidak sulit memasarkannya serta keuntunganya juga menjanjikan. Menurut Wartika,  sudah saatnya masyarakat mingkatkan produktivitas dan kualitas hidup, salah satunya melalui budidaya ulat Jerman. Sementara Kepala Desa Sumber Wetan, Usi Sanusi SKM mengatakan pihaknya akan mendorong ternak ulat tersebut karena bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Kedepan pihaknya akan membuat kelompok ternak dan berharap Wartika bisa menularkan keahliannya tersebut. Bahkan bisa dibentuk unit usaha peternakan yang akan dikelola BUMDes. “Kita akan terus bina, dan kita akan mendukung serta melihat untuk kendala yang dihadapi seperti apa. Sebab ini sangat menjanjikan,” tandas Uci. Ulat Jerman merupakan ulat yang berukuran 5 cm sampai 6 cm dengan siklus mulai dari telur, larva atau ulat, kepompong, dan kumbang. Fase larva inilah yang dibudidayakan peternak untuk mendapat penghasilan. (iim)

Tags :
Kategori :

Terkait