Perantau Terdampak Covid-19 Jadi Buruh Tani

Jumat 15-05-2020,11:29 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

  MAJALENGKA - Beberapa masyarakat Majalengka yang bekerja di perantauan terpaksa kembali ke daerah masing-masing, karena terdampak Covid-19 sehingga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kehilangan mata pencaharian lainnya. Beberapa di antaranya juga terimbas peraturan pemerintah yang membuat mereka harus berdiam diri di rumah. Berbagai imbauan disampaikan pemerintahan agar masyarakat berhati-hati dan menjaga diri dari virus Corona, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak khususnya ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diterapkan membuat gerak masyarakat semakin terbatas. Beni Nuraeni yang sebelumnya bekerja di perantauan kini harus kembali ke kampung halamannya di Desa Cipeundeuy Kecamatan Bantarujeg dan tidak bekerja lagi. Namun dirinya masih diuntungkan karena saat ini banyak petani yang sedang memanen padi. Dan, beberapa lahan sudah akan ditanami lagi benih padi. Sehingga dirinya masih memiliki penghasilan sebagai butuh tani. \"Mau bagaimana lagi, di kota saya sudah tidak punya penghasilan. Lumayan kerja di sawah juga daripada diam saja di rumah,\" ungkapnya. Selain dirinya masih banyak perantau yang memilih bekerja di sawah, karena pekerjaan di lahan persawahan tidak bisa dilakukan seorang diri melainkan banyak orang. Jumlahnya disesuaikan dengan luas lahan dan kesanggupan pemilik lahan untuk mengupah buruh tani. Ada yang memanen padu, membawa hasil panen, menumbuk menggunakan alat yang terbuat dari bambu, dan ada beberapa lagi sampai proses penjemuran sampai kering. Buruh lainnya, Erik yang biasa membawa hasil panen setelah proses penjemuran menyebutkan hal serupa. Bahwa daripada tidak bekerja sama sekali untuk mencukupi kebutuhan, lebih baik dirinya bekerja ke lahan persawahan karena hasilnya lumayan untuk kebutuhan sehari-harinya. \"Lumayan buruh angkut padi juga bisa menerima upah mencapai Rp8.000 ribu per karung, bahkan ada juga yang sampai Rp15.000 tergantung jarak,\" ujar Erik. Sebisa mungkin dirinya bekerja untuk mencukupi kebutuhan dan membantu keluarga, walaupun hanya berdiam di kampung halaman. Setidaknya ke lahan sawah dan menjadi butuh tani menjadi salah satu pilihan. (iim)   I  

Tags :
Kategori :

Terkait