Sepekan Tiga Kali Banjir, Desa Leuweunghapit Siaga Banjir, 10 Jam Baru Surut

Senin 09-03-2020,10:29 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA – Pemerintah Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung menyatakan siaga satu setiap musim hujan. Hal ini menyusul seringnya peristiwa banjir akibat luapan sungai Cikamangi. Bahkan akibat peristiwa tersebut memutus akses jalan di dua desa yakni Leuweunghapit dan Bantarwaru kecamatan Ligung. Seperti banjir yang kembali terjadi pada Sabtu (7/3) dini hari hingga siang hari. Hujan yang mengguyur wilayah Majalengka mengakibatkan sungai Cikamangi kembali meluap. Informasi yang dihimpun di lokasi, puluhan unit rumah di Blok Senin Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung serta ratusan hektar sawah terendam. Kepala desa Deuweunghapit Didi Suryadi didampingi Kaur Umum Cecep mengungkapkan banjir yang terjadi di wilayahnya merupakan kiriman dari hulu sungai Cikamangi yang berada di Rajagaluh. Intensitas hujan tinggi di hulu sungai mengakibatkan volume air meningkat hingga luapan air dari sungai tersebut membanjiri jalan desa dan sejumlah rumah milik warga. Dia menuturkan, air masuk ke Blok Cikamangi pada pukul 02.00 dini hari. Bahkan air baru bisa surut atau 10 jam kemudian sekitar pukul 12.00. Kondisi air dari sungai meluber ke jalan hingga masuk ke puluhan rumah milik warga. “Air masuk ke jalan dan rumah mulai malam hari. Dua jam berikutnya atau puncaknya volume air dari sungai Cikamangi meluber dengan ketinggian sampai betis orang dewasa,” tuturnya, Minggu. Dijelaskan, banjir langganan akibat kiriman dari hulu sungai tersebut merendam wilayahnya hingga 10 jam lamanya. Pasalnya, mulai pukul 12.00 atau Sabtu (7/3) jalan Ligung menuju Bantarwaru via jembatan Cikamangi baru bisa dilalui pengendara. Masyarakat di wilayahnya merasa cemas dan khawatir banjir susulan terjadi dan lebih parah dari sebelumnya. Hal tersebut mengingat beberapa hari ini curah hujan sangat tinggi. Meski di wilayah Ligung tidak turun hujan, namun ketika hulu sungai Cikamangi tepatnya Rajagaluh diguyur hujan maka banjir akan kembali terjadi di Leuweunghapit. Disamping itu, perbaikan tanggul sungai Cikamangi yang berada di Blok Senin belum seluruhnya terealisasi. Terutama di sebelah utara pemukiman. Karena titik banjir terparah berada di wilayah itu. Meski tanggul sungai samping jembatan sudah cukup tinggi akan tetapi belum sampai ke permukiman penduduk sebelah utara. “Mungkin kalau tidak ditanggul sebelah selatan, kejadian seperti beberapa tahun sebelumnya kembali terjadi. Kami bahkan sudah bosan melaporkan kejadian ini,” tegasnya. Kaur umum Desa Leuweunghapit, Cecep menambahkan dinas terkait melalui BBWS didesak melanjutkan penanggulangan kali Cikamangi. Pasalnya laporan dan proposal yang diusulkan pemeritah desa nyaris tidak pernah ditindaklanjuti. \"Sudah dilakukan survei beberapa kali tapi sampai kejadiannya berulang-ulang belum ada tindak lanjut. Sekarang itu kondisinya parah karena seminggu bisa tiga kali terjadi banjir,\" tegasnya. Sampai kapanpun, lanjut dia, kali Cikamangi akan terus meluap. Apalagi jika di daerah hulu sungai atau di selatan (Rajagaluh) dan sekitarnya hujan, sudah dipastikan Cikamangi selalu banjir. \"Kasihan warga yang tempat tinggalnya selalu terendam banjir. Petani terancam gagal panen,\" terangnya. Sementara itu, Camat Ligung Drs Maman Komarudin mengaku prihatin musibah banjir yang terjadi di wilayahnya. Pihaknya mengaku ada ratusan hektar sawah terendam akibat luapan Sungai Cikamangi tersebut. “Wilayah Cikamangi di Desa Leuweunghapit itu diapit oleh dua anak sungai Cikamangi dari sebelah barat dan timur. Di sebelah barat tepatnya berbatasan dengan Desa Bantarwaru dan di sebelah timur banjir kiriman yang merendam ratusan hektar pertanian dan memutus akses jalan,\" jelasnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait