BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meyakini, tiga hingga lima tahun ke depan semua jenis perdagangan di Jabar bisa dilakukan secara digital dalam jaringan (daring) alias online. Adapun berdasarkan data salah satu e-commerce di Indonesia, Bukalapak, hingga kini 1/3 dari jumlah 1,5 juta warung tradisional digital Mitra Bukalapak atau 500 ribu di antaranya ada di Provinsi Jabar. Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- pun menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar kini tengah menggenjot pengembangan ekonomi digital berbasis UMKM, warung, dan pesantren. “Dan sekarang tiga basis inilah yang sudah go digital,” kata Kang Emil di acara Peluncuran Program Virtual Terbaru Mitra Bukalapak di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (8/3/20). “Saya yakin dalam hitungan tiga sampai lima tahun semua jenis perdagangan di Jawa Barat ini, baik yang skala besar maupun skala kecil dan riil seperti warung, itu bisa menggunakan digital,” tambahnya. Menurut Kang Emil, warung berbasis digital tidak hanya memberikan manfaat dalam transaksi jual-beli dan peningkatan pendapatan, tapi juga bisa meningkatkan produk yang diperjual-belikan. Pemprov Jabar bekerja sama dengan Bukalapak pun telah membuka sistem pembayaran secara online untuk pajak kendaraan bermotor. Kang Emil berujar, kerja sama dengan Bukalapak maupun e-commerce lain membantu pemerintah dalam hal infrastruktur digital. “Dan menariknya, mereka (Mitra Bukalapak) sekarang belajar tidak hanya jual beli sembako saja atau barang-barang harian, tapi mempromosikan bayar listrik, mentransfer keuangan, termasuk bayar pajak-pajak ke pemkot, pemkab, atau pemprov itu sekarang mengunakan mitra ini. Sampai suatu hari kita menjadi masyarakat digital, masyararakat cashless,” ujar Kang Emil. “Itulah kenapa Bukalapak dan teman-temannya (e-commerce) kita jadikan mitra. Semua yang sifatnya kewajiban masyarakat kepada negara bisa ditebengkan di e-commerce seperti Bukalapak,”. “Dan alhamdulillah juga semenjak bekerja sama dengan Bukalapak, sudah ada 40.000 motor dan mobil bayar (pajak) di Bukalapak dan uangnya masuk ke Pemda Provinsi Jawa Barat,” tambah Kang Emil. Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki mengapresiasi langkah Bukalapak yang telah memberdayakan UKM atau warung-warung tradisional di Indonesia. Menurut Teten, saat ini ada 3,6 juta warung tradisional di Indonesia yang perlu diberdayakan agar tetap bertahan karena menjadi tulang punggung ekonomi keluarga di tengah desakan pedagang ritel. \"Karena warung (tradisional) ini kekuatan ekonomi rakyat yang paling riil,” ujarnya. Teten juga mengatakan, dengan adanya binaan dari platform digital atau e-commerce seperti Bukalapak, para pelaku warung tradisional bisa meningkatkan jumlah dan jenis produk yang dijualnya. Selain itu, jangkauan pemasarannya pun bisa semakin luas. “Dan sekarang dengan adanya digitalisasi, pasarnya semakin berkembang tidak hanya sekitar kampung, juga barang dagangannya bisa mendapat pasokan dari gudang pusat distribusinya Bukalapak langsung, juga harganya kompetitif,” tutur Teten. “Jadi, jualannya bukan hanya barang kebutuhan sehari-hari tapi, juga bisa jadi agen pembayaran untuk listrik, transfer uang, dan lainnya,” ucapnya. Dalam acara ini, Bukalapak sendiri meluncurkan beberapa produk virtual terbaru untuk Mitra Bukalapak, termasuk warung digital di Jabar, seperti fitur Kirim Uang, Tabungan Emas, Pengisian Pulsa, Voucher Listrik, Voucher Game, hingga E Samsat atau pembayaran samsat online nasional (Samolnas) secara langsung (rls).
Go Digital, 500 Ribu Warung Digital Mitra Bukalapak Tersebar di Jabar
Minggu 08-03-2020,13:30 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :