Garap Lakon Legenda Nyi Rambut Kasih

Rabu 27-11-2019,10:21 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA- Gilang Kasnadi, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Majalengka terus berupaya melestarikan seni mendongeng di Radio Radika 100,3 FM. Pria kelahiran Majalengka, 1 April 1979 ini, sedang menggarap lakon legenda Nyi Rambut Kasih yang disiarkan di radio milik Pemkab Majalengka pada pukul 15.00 dan 20.00 WIB. Gilang mengaku dirinya termotivasi oleh DR H Karna Sobahi MMPd yang saat itu masih menjadi Wakil Bupati Majalengka untuk melestarikan seni mendongeng berbahasa Sunda di radio. Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Majalengka yang diangkat menjadi PNS tahun 2014 ini sedang menempuh pendidikan S2 di Universitas Majalengka jurusan administrasi publik Fisip Unma. Suami dari Encang Carwiti ini telah dikaruniai dua anak yakni Andieni Prameswari (9) dan Rajendra Sinatria (3). Mengenai mendongeng, Gilang mengaku, secara materi, yang didapat tidak seberapa. Namun, Gilang mengaku senang melakukannya karena mendapatkan kepuasan batin. Ia senang karena bisa ikut melestarikan seni mendongeng yang nyaris punah. “Saya memiliki cita-cita dan obsesi di dunia penyiaran ingin menjadi juru dongeng seperti Mang Jaya, dan Wa Kepoh,” ujarnya. Sebelum mendongeng di radio, Gilang sempat meminta izin dan petuah dari seniornya, Mang Jaya di Radio Linggarjati Kuningan. Untuk mengisi acara dongeng di radio, dirinya merekam suara terlebih dahulu di rumahnya. “Saya merekam sendiri cerita dongeng karya penulis Aan Merdeka Permana dari Bandung. Cerita Nyi Rambut Kasih ini bukan cerita sejarah yang sesungguhnya tapi cerita roman sejarah yang sudah direkayasa pengarangnnya,” tuturnya. Pencinta dongeng sunda yang juga Direktur RSUD Cideres, dr H Asep Suandi MEPid mengakui saat masih bertugas di Puskesnmas Cingambul sekitar tahun 1990-an dirinya kerap mendengarkan dongeng Mang Jaya di radio. Kini dongeng Mang Jaya sudah tidak ada. Terkadang ketika berkendara , ia mendengarkan siaran dongeng Gilang di Radika. “Saya senang dengan alur cerita dongeng dan kalau lagi naik mobil pas ada siaran dongeng sering mendengarkan Radika hitung-hitung nostalgia,” ujarnya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, H Gatot Sulaeman AP MP mengatakan dongeng berbahasa Sunda perlu terus dilestarikan. Meski bukan keturunan Sunda, Gatot menyukai dan kerap mendengarkan dongeng saat berkendara “Kami berharap dongeng Sunda bisa terus dilestsarikan,” harapnya. (ara)  

Tags :
Kategori :

Terkait