Urai Jejak Pahlawan KH Abdul Halim

Senin 11-11-2019,09:33 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA – Ikatan Alumni Perguruan Daarul Uluum (Ikada) PUI Majalengka menggelar seminar nasional bertajuk mengurai sejarah jejak pahlawan nasional KH Abdul Halim Iskandar, di Aula STAI PUI, Minggu (10/11). Agenda ini dibuka secara resmi oleh Bupati Majalengka Dr H karna Sobahi MMPd Ketua Ikada Drs H Didi Suryadi menjelaskan, pihaknya menggelar agenda ini selain dalam rangka peringatan hari pahlawan, juga untuk terus menumbuhkan pemahaman mengenai sejarah perjuangan KH Abdul Halim bagi para kader PUI serta masyarakat Majalengka. Diharapkan peserta juga mampu mengaplikasikan sikap teladan yang bisa diambil dari perjuangan itu. Ketua DPD PUI Majalengka H Asep Zaki Mulyatno MKM menjelaskan, definisi dari pahlawan dalam pandangan Islam adalah mereka yang karena Allah merelakan raga, harta, dan jiwanya untuk kepentingan umat. Totalitas mengabdi untuk kebaikan dan perbaikan kondisi umat dengan ikhlas memberikan yang terbaik untuk negerinya, tanpa mengharapkan imbalan. “Hal inilah yang kita semua yakini ada pada diri KH Abdul Halim. Saya merasakan langsung bahwa harta benda yang beliau miliki tidak semua diwariskan pada keturunannya. Tapi tapi lebih besarnya untuk kepentingan umat. Perjuangan beliau dalam sidang-sidang BPUPKI, serta upaya mempertahankan kemerdekaan pasca proklamasi,” ujar cicit dari KH Abdul Halim ini. Bupati H Karna Sobahi menyampaikan pemikiranya mengenai sosok KH Abdul Halim. Menurutnya, strategi perjuangan membangun negara dan pembangunan umat yang diwariskan oleh pahlawan nasional asal Majalengka ini, dilakukan melalui tiga pendekatan sistem. Yang pertama, adalah membangun dengan pendekatan siyasah (politik). Karna menilai keterlibatan aktif KH Abdul Halim dalam forum BPUPKI kala itu merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi keumatan dari cengkraman penjajah melalui proses siyasah. Bahkan cara yang dilakukan KH Abdul Halim lebih kepada pendekatan silaturahmi dan kolaborasi. “Beliau merangkul dan membaur dengan semua komponen politik pada waktu itu, sehingga bisa diterima oleh semua lapisan dan kalangan. Tidak ada catatan yang menyebutkan beliau bersingungan dengan kalangan manapun, meskipun sangat wajar pada waktu itu terjadi perbedaan pandangan karena berasal dari latar belakang yang beragam,” paparnya. Kemudian, strategi perjuangan KH Abdul Halim yang dipegang terus hingga saat ini adalah menguatkan strategi tarbiyah (pendidikan), yang mengacu pada orientasi belajar untuk kehidupan dan perbaikan kondisi umat. Kemudian, strategi penguatan ekonomi atau muamalah, banyak aset beliau yang dikelola untuk oraganisasi demi kemajuan umat. Pemkab Majalengka telah mendorong KH Abdul Halim menjadi pahlawan nasional. Pemkab membuat Peraturan Bupati bahwa setiap tanggal 16 Agustus dilakukan kegiatan resmi ziarah ke makam pahlawan KH Abdul Halim. Selain itu, KH Abdul Halim juga dijadikan sebagai nama Jalan utama di kawasan perkotaan Majalengka. “Ke depan akan kita fasilitasi pendirian Museum KH Abdul Halim dan penamaan Bandara Kertajati,” ujar Bupati. Moderator seminar Dr H Heru Hoerudin MA merangkum hasil pemaparan dan diskusi dengan kedua pembicara yakni Dr H Wawan Hernawan MAg Wakil Dekan Ushuludin UIN Bandung, dan H Dudung Badrun SH MH pengamat hukum tata Negara, bahwa kiprah KH Abdul Halim sebagai anggota BPUPKI dan dewan konstituante cukup banyak. Ia ikut andil dalam merumuskan sistem tata negara Indonesia di masa awal kemerdekaan. “Nilai kepahlawanan beliau bisa diteladani oleh generasi saat ini. Khususnya dalam hal nilai ikhlas dalam memperjuangkan Negara dan mensyiarkan Agama Islam. Hasil seminar nasional ini juga merekomendasikan mendirikan museum KH Abdul Halim sebagai pendidikan sejarah, mendorong Pemkab dan DPRD untuk melakukan langkah strategis dalam rangka penamaan bandara Kertajati,” imbuhnya. (azs/adv)

Tags :
Kategori :

Terkait