Gubernur Jawa Barat Dorong Kertajati Jadi Pusat Industri Pertahanan dan Aviasi Nasional

Gubernur Jawa Barat Dorong Kertajati Jadi Pusat Industri Pertahanan dan Aviasi Nasional

BIJB Kertajati-Baehaqi-radarmajalengka.com

RADARMAJALENGKA.COM– Di tengah tantangan pemanfaatan komersial Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Gubernur Jawa Barat mengambil langkah strategis dengan memfokuskan pengembangan bandara tersebut menjadi pusat industri pertahanan dan aviasi nasional. 

Kebijakan ini dinilai sebagai solusi realistis untuk mempercepat dinamika ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada rute penerbangan reguler yang belum menunjukkan perkembangan signifikan.

Corporate Secretary Manager BIJB, Imam Rasyidin, menjelaskan bahwa minat maskapai membuka rute di Kertajati masih sangat terbatas. 

BACA JUGA:Konektivitas Terlambat dan Pasar Tak Terbentuk, Ini Akar Masalah yang Membebani Bandara Kertajati

Selain karena pasar pengguna belum terbentuk, maskapai juga menghadapi keterbatasan armada. “Sebelum Covid-19, ada sekitar 750 pesawat yang beroperasi di Indonesia. Kini hanya sekitar 500, dan 200 di antaranya masih grounded menunggu perawatan,” ungkap Imam.Rabu (3/12/2025)

Karena fasilitas perawatan pesawat (MRO) nasional terbatas, pesawat Indonesia banyak diperbaiki di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand. Kondisi ini menyebabkan durasi perawatan mencapai satu hingga satu setengah tahun. Hal ini dianggap sebagai peluang strategis bagi Jawa Barat untuk mengembangkan fasilitas MRO modern di Kertajati.

Menjawab peluang tersebut, Gubernur Jawa Barat bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Bappenas, hingga BPN, serta menggandeng Garuda Maintenance Facility (GMF). 

BACA JUGA:Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman 100 Juta, Berikut Simulasi Angsuran Mulai dari 164 Ribuan Perbulan

Kolaborasi ini menghasilkan rencana pembangunan kawasan Aerospace Park, pusat industri penerbangan terpadu seluas 84 hektare yang mencakup hanggar perbaikan pesawat, produksi suku cadang, pusat pelatihan, hingga kawasan industri pendukung.

“Lahan di Kertajati sangat luas dan fleksibel untuk pengembangan industri aviasi. Gubernur melihat bahwa industri pertahanan adalah pasar yang sudah pasti, dan bisa menjadi generator aktivitas bandara,” jelas Imam. 

Banyak pesawat militer saat ini kesulitan mendapatkan tempat parkir karena bandara besar membatasi operasionalnya. Kertajati dengan runway 3.000 x 60 meter memiliki kapasitas parkir pesawat yang luas dan dapat menjadi pusat perawatan armada militer.

BACA JUGA:Mulai dari Rp409 Ribu, Simulasi Cicilan Kredit ECGO 3, Motor Listrik untuk Ojol Grab Makin Produktif dan Irit

Groundbreaking hanggar helikopter dijadwalkan berlangsung bulan ini, disusul pembangunan hanggar fixed-wing pada tahun berikutnya. Aerospace Park diproyeksikan menjadi salah satu pusat industri aviasi terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Imam menambahkan bahwa orientasi pengembangan ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi pembentukan ekosistem. Kehadiran MRO besar, industri suku cadang, serta pusat pelatihan dipercaya akan menarik lebih banyak aktivitas komersial dan kargo. “Ketika industri bergerak, bandara bergerak. Kertajati akan punya daya tarik baru,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait