Harga Beras Tembus Rp15 Ribu/Kg

Harga Beras Tembus Rp15 Ribu/Kg

Di pasar-pasar sekitar Kota Majalengka, harga beras bervariasi antara Rp12.500 hingga Rp15.000 per kilogram, tergantung jenis dan kualitasnya.-Baehaqi-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Harga beras di Kabupaten Majalengka mulai menunjukkan tren kenaikan signifikan memasuki triwulan kedua tahun 2025.

Kenaikan ini terjadi di sejumlah wilayah, dengan harga beras medium kini dijual hingga Rp14.000 per kilogram.
Sementara itu, jenis IR 64 dibanderol lebih tinggi, mencapai Rp15.000 per kilogram.
Adapun beras premium seperti Pandan Wangi dan Rojo Lele dijual dengan harga lebih mahal lagi di pasaran.

Pantauan di sejumlah pasar tradisional menunjukkan bahwa kenaikan harga belum terjadi secara merata. Di pasar-pasar sekitar Kota Majalengka, harga beras bervariasi antara Rp12.500 hingga Rp15.000 per kilogram, tergantung jenis dan kualitasnya.

Di wilayah Kecamatan Sindangwangi, harga beras medium kini rata-rata dijual Rp14.000 per kilogram, naik sekitar Rp500 dari harga sebelumnya. Kenaikan ini sudah berlangsung selama sepekan terakhir.

BACA JUGA:Gebrak Program Sosial dan Wisata: ‘Ini yang Dibutuhkan Warga’

“Kalau di sini, kenaikan sudah terjadi sejak seminggu lalu. Untuk beras kelas medium, sekarang dijual Rp14.000 per kilogram di tingkat pengecer,” ujar Ira Wati, pedagang beras di Sindangwangi, Rabu (2/7).

Menurut Ira, lonjakan harga dipicu oleh menurunnya hasil panen akibat curah hujan tinggi yang melanda Majalengka sejak awal masa tanam hingga menjelang panen. Kondisi tersebut menyebabkan kualitas gabah menurun dan stok beras menyusut.

Hal serupa disampaikan Munadi, pengusaha penggilingan padi dan pemasok beras. Ia menyebut harga gabah kering saat ini sudah mencapai Rp800.000 per kuintal, sementara harga beras di tingkat pabrik atau petani berada di kisaran Rp13.000 per kilogram.

“Dari pabrik atau petani, harga beras sekarang rata-rata Rp13.000 per kilo. Di tingkat pengecer bisa naik antara Rp200 sampai Rp500 per kilo,” jelasnya.

BACA JUGA:Pembiayaan dan Transaksi dari BRI, Klaster Susu di Ponorogo Berhasil Tingkatkan Kapasitas Produksi

Munadi juga menambahkan, keterbatasan stok dari petani lokal membuat pedagang mencari pasokan dari daerah lain.

Yasir, pedagang sembako di Pasar Cigasong, menyatakan bahwa untuk menjaga ketersediaan stok, dirinya dan pedagang lain mendatangkan beras dari luar daerah seperti Pemalang, Bumiayu, serta sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia juga mengandalkan pasokan dari Indramayu dan Banjar.

“Biasanya kami ambil pasokan dari bandar di luar Majalengka, termasuk dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, kami juga ambil dari Indramayu dan Banjar,” ujarnya.

Kondisi ini mencerminkan ketergantungan pasar lokal pada pasokan antar daerah, terutama saat hasil panen lokal tidak mencukupi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: