YPPM Dinilai Hidup Enggan Mati Tak Mau

YPPM Dinilai Hidup Enggan Mati Tak Mau

kantor YPPM Unma sepi tanpa aktivitas sehingga dikeluhkan ormawa dan civitas akademika-Ono Cahyono-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARMAJALENGKA.COM - Pasca pelantikan pengurus Yayasan Pembina Pendidikan Majalengka (YPPM) Universitas Majalengka (Unma) pada 16 April 2025 lalu hingga kini belum terlihat gerakan secara masif.

Hal itu kembali menuai protes dari berbagai internal civitas akademik Universitas Majalengka (Unma). Wakil rektor Universitas Majalengka (Unma) H Kosasih Sumantri APi MP mengungkapkan aktivitas kegiatan YPPM Unma sendiri dinilai sampai sekarang tidak ada.

"Dengan indikator hari kerja dan jam kerja, sampai sekarang belum jalan. Sementara kami sangat membutuhkan keberadaan YPPM definitif sebagai faktor penguat diantaranya mengajukan hibah baik kabupaten, provinsi hingga ke pusat dan lainnya yang harus ditandatangani oleh YPPM. Kemarin juga pak rektor sampai harus ke Jakarta hanya untuk minta tanda tangan," ungkap H Kosasih diruang kerjanya, Jumat 13 Juni 2025.

Engkos, sapaan akrabnya, mengaku jika memang YPPM sudah mempunyai kekuatan hukum yang inkrah, kenapa tidak bekerja dan berkolaborasi dengan civitas akademika.

BACA JUGA:Bayu Saeful Ulum Terpilih Jadi Ketua Karang Taruna Kecamatan Palasah 2025, Langsung Gelar Aksi Sosial

Civitas akademika seperti tidak ada pelindung. Menurut Engkos, khususnya yang membina mahasiswa dan alumni terus bertanya tanya terkait kepengurusan yang sekarang sedang diupayahukumkan oleh pihak lain.

"Namun bukan ranah kami untuk ikut campur di dalamnya. Kami ini bukan hanya kebingungan, namun ingin mencoba agar suasana tetap kondusif untuk tetap berjalannya fungsi lembaga pendidikan Perguruan tinggi yakni pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat," kata dia.

YPPM seharusnya bisa bersinergi dengan lembaga pendidikan dan secara profesional menjalankan tupoksinya. Namun demikian, kata Engkos, secara substansi mahasiswa sudah bisa membaca.

"Saya sering berkomunikasi dengan para Ormawa, dan memang masih tetap berjalan dan masih bisa menunjukkan tidak bersifat arogan. Akan tetapi keluhan ini harus kemana. Kepastian yang ada adalah ketidakpastian, namun yang pasti adanya adalah perubahan. Selama perubahan ke arah lebih baik kenapa tidak. Tapi apabila perubahan ke arah lebih buruk kenapa harus," tegas dia.

BACA JUGA:Ketua PDIP Majalengka: Kami Akan Kasasi dan Laporkan Hakim Usai Putusan SK Pemecatan Dibatalkan

H Kosasih menilai kurang berjalannya YPPM secara profesional akibat kepengurusan yang baru ini tengah menjalani perkara hukum. Kasus itu bermula ketika kepengurusan lama berakhir pada 30 april 2025.

Namun ternyata dalam waktu yang relatif singkat muncul akta notaris atas nama Lilis. Dengan susunan mulai dari Badan Pembina YPPM, Badan Pengawas.

"Disitu bukan like or this like, namun ada sesuatu dinilai kurang pas. Saya menilai kental sekali nepotismenya, diantaranya pengurus ada suami, istri, anak dan menantu. Dengan pemikiran bahwa mau bagaimana berbicara profesional sedangkan proporsional pun tidak," tegas Kosasih.

Kosasih menuturkan, mundurnya H Irwan Bola dan digantikan oleh Komjen Purn Nanan, saat itu ada pemberitahuan ke Universitas. Namun dalam hal ini pihaknya meminta agar akta notaris perubahan ditujukan.

BACA JUGA:Bayu Saeful Ulum Terpilih Ketua Karang Taruna Palasah 2025-2030, Siap Wujudkan Palasah Unggul

"Mencantumkan bahwa pak Nanan menggantikan pak H Irwan bola. Menjelang pelantikan atau pengukuhan walau dari AD/ART tidak ada, pihak kami (civitas) meminta kembali surat permohonan untuk mendapatkan akta notaris perubahan sebagai dasar bahwa ada bukti dokumen otentik," ulasnya.

Namun demikian, sampai saat ini pihaknya belum menerima akta notaris perubahan tersebut.

"Secara De facto maaf bukan muncul kedaerahan, apakah mungkin berbagai kesibukan itu melihat domisili dari unsur-unsur yayasan yang cukup strategis itu tidak berada di Majalengka. Ada di Jakarta, Sumedang dan luar daerah Majalengka lainnya," tandasnya.

Sementara itu, Ketua BEM Universitas Majalengka Anwar Yusuf mengaku jika tidak aktifnya YPPM Unma ini berdampak kepada Universitas itu sendiri.

BACA JUGA:Ade Duryawan Dukung Upgrading Karang Taruna Palasah: Perkuat Struktur dan Jaringan Pemuda

"Mau dibawa kemana Unma ini. Karena perlu adanya kerjasama baik dari civitas akademika dengan yayasan. Melihat fakta dilapangan rasanya tidak akan terwujud kalau seperti ini terus. Secara objektif bahwa kerjanya yayasan dianggap tidak jelas arahnya," papar dia.

Menurut Anwar, untuk terwujudnya Unma yang unggul dan lebih maju kedepannya tentu harus berkolaborasi antara yayasan dengan civitas akademika.

Namun yang terjadi, aktivitas yayasan justru tampak sepi sepi saja. Pihaknya mempertanyakan tidak adanya kerja nyata dari YPPM.

"Saya juga sering ditanya oleh teman teman mahasiswa terkait keberadaan yayasan melihat tidak ada. Ini menjadi perhatian bagaimana profesionalisme pengurus yayasan ini. YPPM itu terkesan hidup enggan, mati tak mau," ulas dia.

BACA JUGA:Temu Karya Karang Taruna Palasah 2025: Konsolidasi Kepengurusan, Sinergi Stakeholder & Tertib Administrasi

Anwar menambahkan untuk majunya sebuah lembaga pendidikan tentu harus bersinergi dengan semua pihak. Pihaknya tidak mempermasalahkan siapapun pengurusnya, tetapi mereka seharusnya peduli dan profesional untuk memajukan Unma.

"Parahnya lagi setelah pengukuhan YPPM yang baru, civitas akademika sendiri sampai sekarang tidak tahu strukturalnya. Artinya sampai sekarang rektorat pun tidak mengetahui draf struktural YPPM," kata dia.

Ia menambahkan, sejatinya yayasan juga bertanggungjawab tentang sarana prasarana penunjang Perguruan Tinggi. Namun Unma setiap tahun tidak ada perubahan secara spesifik.

"Kami memenuhi kewajiban setiap tahun membayar tetapi melihat dilapangan bahwa fasilitas di unma stak saja. Seperti misalnya di Fakultas Ekonomi kekurangan kelas atau gedung. Seharusnya ini catatan tersendiri bagi pihak yayasan yang kerjanya dianggap kurang maksimal," tambahnya.

BACA JUGA:BRI dan Rumah BUMN Cetak UMKM Siap Ekspor: Kisah Sukses Baker’s Gram

Mahasiswa lainnya Muhamad Arif meminta adanya perubahan struktural yayasan kembali agar pergerakan Unma kedepan lebih maju.

"Agar tercapainya tupoksi yayasan itu sendiri," pinta mahasiswa Fakultas Hukum Unma ini.

Sementara itu, mahasiswa lainnya Dimas Reza Firmansyah menuturkan pasca dilantiknya struktural YPPM sampai sekarang tidak ada progres keberlanjutan. Sejatinya ketika diisi oleh orang orang tepat dan berdedikasi yang penuh, maka akan membuat Universitas Majalengka (Unma) lebih maju lagi.

"Jadi kami (mahasiswa) menjadi ragu pada kepengurusan YPPM yang baru ini. Legalitas formal juga harus dipertanyakan, karena draf pun tidak diserahkan ke civitas akademika," tukas dia. (ono)

BACA JUGA:Dua Hari Razia, Satgas Majalengka Sita 22.732 Batang Roko Ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: