Diteror Warga yang Tak Dapat Bantuan

Diteror Warga yang Tak Dapat Bantuan

ilustrasi uang-Besaran bantuan yang akan diterima oleh peserta Kartu Prakerja berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kini peserta Kartu Prakerja akan menerima bantuan sebesar Rp4,2 juta per individu.-

Radarmajalengka.id, MAJALENGKA - Pemerintah Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, akhirnya terpaksa menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga yang terdampak kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kepala Desa Sumber Kulon, kecamatan Jatitujuh, Ki Bagus Wardilah mengungkapkan, meski telah menyalurkan bantuan tersebut namun para perangkat maupun kepala desa sering mendapatkan teror dari masyarakat.
"Dari mulai RT/RW, kadus, perangkat desa, termasuk saya sendiri sering mendapatkan teror dari warga yang belum tersentuh bantuan. Padahal pemdes sudah berupaya melakukan perbaikan data baru hingga memperjuangkan," tegasnya.

Menurutnya, data-data terbaru terkait warga yang belum tersentuh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), PKH, hingga bansos yang lainnya termasuk dari Dana Desa (DD). Pasalnya kemampuan dari dana desa itu sendiri 116 KPM.

Pada kenyataannya yang menerima bansos mengaku terbantu dengan kebijakan seperti ini.
Namun sebaliknya, yang tidak menerima sama sekali belum menerima bantuan merasa cemburu sosial berlebihan.

BACA JUGA: Kejurnas Wushu, Menko Airlangga: Miliki Kemampuan Menjadi Salah Satu Pendongkrak Perekonomian

"Pada akhirnya menyalahkan pemdes. Seolah-olah kita tidak memperjuangkan hak-hak mereka yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah juga," terangnya.

Ki Bagus menyebutkan, baru sebanyak 302 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mendapatkan bantuan senilai Rp600 ribu tersebut dari total 1.130 KPM di Desa Sumber Kulon kecamatan Jatitujuh. "Pengajuan yang baru 170, dan ada lagi 163 pada aplikasi lainnya," tuturnya.

Terkait adanya informasi dari masyarakat yang menganggap pemdes tidak adil dalam mendata bansos dinilai wajar. Tugas sebagai pelayan masyarakat itu merupakan konsekuensi yang harus diterima. Namun demikian pihaknya tidak tidur atau duduk di belakang meja karena memperjuangkan ke atas.

"Walaupun sampai saat ini dinsos tidak mau mendengar keluhan-keluhan kami di desa. Dinsos tidak pernah turun ke desa atau mau memperbaiki data yang ada. Sangat kecewa sekali dengan pelayanan Dinsos Majalengka," tukasnya.

BACA JUGA:Reuni Akbar SMPN 1 Majalengka Bakal Semarak, Luncurkan Buku Kisah Kasih Putih Biru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: